Selasa, 25 September 2007

Death of a Salesman


Panggung Teater Realis Indonesia di TIM
Jum'at, 19 November 2004

KOMITE Teater Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) menyelenggarakan acara bertajuk Panggung Teater Realis Indonesia pada 26 November sampai dengan 2 Desember mendatang.

Seksi Publikasi DKJ Ags Arya Dipayana dalam siaran persnya, kemarin, menyebutkan acara itu meliputi sejumlah pertunjukan, diskusi, dan pemutaran film dokumentasi teater realis dari dalam dan luar negeri. Seluruh acara di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta.

Sejumlah kelompok teater dari beberapa kota, termasuk yang paling awal berdiri di Indonesia yang dikenal memiliki persentuhan dengan realisme diundang untuk pentas. Misalnya, Studiklub Teater Bandung, Teater Populer dan Teater Aristokrat (Jakarta), Teater Makassar, Teater Gapit, dan Teater Gidag Gidig (Solo), serta Komunitas Satu Kosong Delapan (Denpasar).

Mereka akan membawakan naskah realis yang teruji dan diakui memiliki standar kualitas karya penulis seperti Arthur Miller, Henrik Ibsen, Anton P Chekhov, Achdiat Karthamihardja, dan sebagainya.

Gagasan untuk menyelenggarakan acara ini didasari pada keinginan untuk memberi ruang bagi mereka yang secara konsisten mengambil jalur realis, di tengah gebalau pencarian bentuk-bentuk pemanggungan yang berbeda dalam kancah seni pertunjukan di Indonesia.

Melalui acara ini juga diharapkan dapat dilacak kembali perkembangan seni pertunjukan, khususnya teater di Indonesia. (Daf/B-5)

SMA di Kalsel akan Diakreditasi

DINAS Pendidikan Nasional (Diknas) Kalimantan Selatan (Kalsel) bekerja sama dengan Badan Akreditasi Sekolah (BAS) akan menyelenggarakan akreditasi terhadap SMA di Kalsel. Akreditasi tahap pertama akan dilakukan pada 40 SMA dari 120 SMA di Kalsel.

Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kalsel, Bardiansyah, didampingi Kepala Subdin Pendidikan Menengah Diknas Kalsel Ardiyansah, kemarin, mengatakan pihaknya telah membentuk badan akreditasi sekolah yang independen. Badan ini beranggotakan sebelas orang yang berasal dari Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin dan mantan pengawas sekolah.

''Akreditasi ini menjadi persyaratan sekolah bersangkutan bisa menyelenggarakan ujian sekolah nasional menyusul wacana penghapusan ujian akhir nasional,'' katanya.

Akreditasi tahap pertama Desember untuk 40 SMA sederajat di Kalsel.

Adapun kriteria penilaian meliputi sarana dan prasarana sekolah, manajemen sekolah, dan tenaga pengajar. Bagi sekolah yang dinyatakan gagal akreditasi otomatis tidak bisa menyelenggarakan ujian nasional.

Di masa datang, akreditasi juga akan diterapkan pada SMP dan SD. Melalui akreditasi ini, katanya, akan mampu mendongkrak prestasi dan kualitas pendidikan di Kalsel. (DY/B-5)

Tidak ada komentar: